Bagaimana LabVoice + AWS memperluas aksesibilitas di laboratorium penelitian

Bagaimana konten ini?

Sebagai mahasiswa PhD di bidang biofisika di Yale, Sara Siwiecki menghabiskan banyak waktu di lab mengerjakan detail kecil, seperti mengamati melalui mikroskop atau mengelola inventaris bahan kimia yang dia butuhkan untuk eksperimen. Namun, dia sering menemui kendala karena desain lab dan peralatan yang sudah ketinggalan zaman tidak mengakomodasi gangguan penglihatannya. Kontainer buram yang membuatnya sulit untuk membaca pengukuran, ketidakaturan di seluruh laboratorium, dan teks yang kecil adalah beberapa tantangan yang ia hadapi sehari-harinya.

Di Brown , mahasiswa PhD Gabriel Monteiro da Silva telah menghabiskan waktu berjam-jam melacak zat di laboratorium. Itu adalah pekerjaan rutin, tetapi penting: bahan kimia laboratorium bisa jadi mahal, dan jika dibiarkan sampai melewati tanggal kedaluwarsa, bahan kimia tersebut dapat menimbulkan risiko keselamatan. Melacak lusinan senyawa menjadi sangat menegangkan dengan desain laboratorium yang tidak memperhitungkan gangguan defisit-perhatian/hiperaktivitas (ADHD) yang dialami Gabriel.

Meskipun pengalaman pribadi mereka di lab berbeda, baik Sara maupun Gabriel sampai pada kesimpulan yang sama: aksesabilitas di laboratorium penelitian masih sangat kurang. Aksesabilitas adalah masalah yang meluas yang tidak terbatas pada satu institusi atau tipe disabilitas.

Itu sebabnya mereka memutuskan untuk berkolaborasi dengan LabVoice , yaitu platform asisten lab digital yang dirancang khusus untuk laboratorium penelitian. Bekerja sama dengan tim LabVoice, mereka mengembangkan solusi pencarian inventaris yang memungkinkan pengguna untuk merekam informasi, seperti lokasi dan jumlah bahan kimia, lalu meminta informasi tersebut sepenuhnya nanti melalui petunjuk verbal. Alih-alih berburu tabung reaksi dan merogoh laci, para ilmuwan dapat bertanya kepada LabVoice mengenai suatu zat dan langsung mendapatkan info yang mereka butuhkan. Hal ini dapat meringankan stres utama yang terkait dengan kurangnya akomodasi untuk mobilitas, memori, penglihatan, atau jenis disabilitas lainnya.

Menyederhanakan pekerjaan laboratorium bagi para ilmuwan untuk melakukan pekerjaan yang terbaik

“Menurut saya, sebagai sebuah konsep, LabVoice sangat mengagumkan. “LabVoice adalah sesuatu yang sangat berguna dan belum tentu dirancang dalam konteks aksesibilitas, tetapi aksesibilitasnya sangat dapat diterapkan, yang merupakan situasi paling ideal yang diinginkan oleh kebanyakan penyandang disabilitas: sesuatu yang berguna bagi semua orang dan juga dapat diterapkan serta berguna bagi penyandang disabilitas.”

Penelitian laboratorium juga sering membutuhkan sejumlah besar pekerjaan non-ilmiah yang berulang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hingga 50% waktu peneliti dihabiskan untuk tugas-tugas administrasi. Tugas itu dapat mencakup hal-hal, seperti menyiapkan data penyerapan dan menyiapkan laporan mengenai pekerjaan yang sudah selesai, itu adalah semua tugas yang dapat disederhanakan dengan LabVoice.

Namun, yang lebih penting adalah waktu yang hilang dan frustrasi yang timbul karena realitas lingkungan lab yang tidak dapat diakses. Karena berbagai faktor (seperti kurangnya dana), banyak laboratorium tidak dilengkapi dengan akomodasi terbaru dan gagal memperhitungkan keragaman pengalaman disabilitas.

“Ada laboratorium yang telah beroperasi selama 60-70 tahun tanpa penambahan aksesibilitas yang sudah ada di pusat perbelanjaan, kantor dokter, gedung,” kata Gabriel. “Karena akademisi begitu terisolasi dan orang-orang melakukan peningkatan semacam ini, maka mereka tidak menganggapnya sebagai prioritas, atau meskipun iya, mereka biasanya tidak didanai dengan layak.”

Hal ini mengharuskan para ilmuwan untuk bekerja secara teratur di ruang yang tidak dirancang untuk kebutuhan mereka. Dengan membawa asisten suara AI yang komprehensif ke lingkungan ini, LabVoice membuat langkah signifikan untuk aksesibilitas dalam ilmu penelitian. LabVoice memberdayakan para ilmuwan untuk fokus pada penelitian mereka daripada kesenjangan aksesibilitas, tugas rutin, dan tugas administrasi.

Amazon Lex dan Amazon Polly membantu menghadirkan pengalaman asisten lab digital yang lengkap

LabVoice tersedia sebagai perangkat pintar dan aplikasi seluler. Asisten digital berfungsi mirip dengan speaker pintar, seperti Amazon Echo untuk para ilmuwan, dan dapat memfasilitasi pencatatan dan data di seluruh lab. LabVoice juga menawarkan fitur, seperti opsi untuk mengambil foto, merekam video, dan memindai barcode, selain membimbing pengguna melalui proses ilmiah (prosedur operasi standar (SOP), protokol, daftar periksa, dll). LabVoice terhubung dengan perangkat lunak dan peralatan lab yang ada sehingga para ilmuwan dapat menggunakan instrumen dan merekam data tanpa sentuh. Kemudahan penggunaan dan konektivitasnya dengan infrastruktur lab dapat meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan protokol keselamatan yang merupakan anugerah bagi aksesibilitas.

Semua ini dapat terwujud berkat integrasi LabVoice dengan AWS. Menurut Steve McCoy, Head of Sales di LabVoice, implementasi layanan AWS milik LabVoice melampaui penyimpanan dan komputasi cloud sehingga platform AWS sangat penting bagi operasi LabVoice.

Secara khusus, LabVoice mengandalkan layanan AI percakapan Amazon Lex dan perangkat lunak teks ke ucapan Amazon Polly untuk memberikan pengalaman asisten lab digital yang lengkap. Steve menjelaskan bahwa tim menggunakan alat-alat ini sebagai fondasi di mana mereka mengembangkan penambahan dan ekstensi yang khusus untuk sains.

Set data AWS yang luas juga memungkinkan tim untuk terus menyempurnakan pengalaman LabVoice. “Kami dapat mengakses kumpulan jutaan dan jutaan [pengguna] produk ini karena menggunakan AWS sebagai tulang punggung dari pekerjaan kami,” kata Steve. Hal ini memberi ukuran sampel suara dan suara vokal yang sangat besar untuk digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan pengenalan suara pada platform. Data tersebut sangat penting untuk meningkatkan kemampuan LabVoice untuk mengidentifikasi istilah yang ditemui secara teratur di laboratorium, tetapi mungkin jarang ditemui di tempat lain, seperti senyawa kimia atau perangkat ilmiah.

Steve yakin bahwa masa depan LabVoice + AWS adalah pengalaman tanda hambatan yang menangkap seluruh aliran kesadaran ilmuwan saat mereka bekerja. Ketika teknologi terus berkembang, seorang peneliti dapat “berkutat langsung dengan pengamatan mereka, catatan mereka, pengukuran mereka, lalu menggunakan apa yang ditawarkan AWS untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang secara otomatis dimasukkan ke dalam notebook lab elektronik mereka.”

Perkembangan ini akan berdampak bagi pekerjaan sehari-hari banyak peneliti di laboratorium yang tidak memiliki akomodasi yang tepat. “Tak pelak lagi, akademisi adalah apa yang dilakukan jutaan orang hanya di AS saja,” kata Gabriel, sehingga masalah aksesibilitas di laboratorium memengaruhi jauh lebih dari sekadar “orang tertentu”.

“Saat menantikan masa depan sains secara umum, saya rasa banyak hal dapat ditingkatkan secara signifikan dan membuat hidup semua orang lebih mudah dengan menerapkan hal-hal, seperti LabVoice,” kata Sara. “Banyak sekali peluang yang bisa muncul dari LabVoice ini”

Teknologi ini dapat membantu pekerja di berbagai bidang, mulai dari pertanian hingga biologi kelautan. Apa pun industrinya, LabVoice akan menjadi aset yang memungkinkan orang-orang seperti Sara, Gabriel, dan rekan-rekan mereka untuk terus mengerjakan solusi masa depan.

Megan Crowley

Megan Crowley

Megan Crowley adalah Senior Technical Writer di Tim Konten Startups di AWS. Mengawali kariernya sebagai guru bahasa Inggris di sekolah menengah atas, dia memiliki antusiasme yang tinggi untuk berkontribusi pada konten yang mendidik dan menginspirasi. Berbagi kisah Startups dengan dunia adalah bagian paling berharga dari perannya di AWS. Di waktu luangnya, Megan kerap menghabiskan waktu dengan membuat kerajinan kayu, berkebun, dan berbelanja di pasar barang antik.

Bagaimana konten ini?