Star Cosmos Bersaing dengan Mengadopsi Solusi Manufaktur yang Lebih Cerdas dengan SAP di AWS

Selama 15 tahun terakhir, kelas ekonomi menengah di Indonesia telah tumbuh dari 7 persen menjadi 20 persen dari populasi, dengan 52 juta orang Indonesia yang saat ini menjadi bagiannya. Pertumbuhan pendapatan yang pesat di segmen populasi ini pun berdampak pada kuatnya permintaan konsumen. Seiring dengan meningkatnya konsumen yang sadar merek dan memiliki akses yang jauh lebih besar ke berbagai macam produk dan merek. Tentu saja, perusahaan pun menghadapi persaingan yang makin ketat. Hal ini menjadi ancaman bagi manufaktur alat rumah tangga Star Cosmos, yang pangsa pasar domestiknya sebesar 30-40 persen berasal dari pemain lokal dan luar negeri, yang menyasar pada kelompok konsumen yang sedang tumbuh ini.

Untuk tetap memimpin persaingan, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensinya, Star Cosmos bergerak menuju solusi manufaktur cerdas dengan menggunakan SAP. Sebagai bagian dari transformasi ini, Star Cosmos harus merombak infrastruktur di lokasi, sistem SAP yang diterapkan untuk mendukung dua pabrik, 15 titik distribusi, dan lebih dari 30 titik layanan pelanggan. Akan tetapi, Hendryanto Astantio, senior manajer TI di Star Cosmos, mengutarakan bahwa, “Server dan penyimpanan milik kami sudah tua dan kurang bisa diandalkan. Sering terjadi downtime yang disebabkan oleh pemadaman listrik di pusat data dan bahkan banjir. Hal ini tidak hanya memengaruhi bisnis manufaktur kami, tetapi juga lini bisnis lainnya.”

Star Cosmos ingin memigrasi lingkungan SAP R/3 miliknya ke cloud dan mengevaluasi beberapa penyedia cloud, diantaranya Amazon Web Services (AWS). Walaupun perusahaan ini menerima kredit dari penyedia cloud lainnya, mereka memilih untuk menjalankannya SAP di AWS, karena reputasinya yang baik sebagai penyedia cloud dan mudah digunakan. Namun, sebelum bermigrasi ke AWS, Star Cosmos melakukan analisis biaya secara internal tentang menjalankan SAP di AWS Cloud dibandingkan model di lokasi. “Dengan SAP di AWS, kami akan menghemat 10 persen dibandingkan dengan membeli server baru, dan ini belum termasuk biaya pemeliharaan,” ujar Hendryanto. Mudahnya penggunaan platform AWS memungkinkan Hendryanto dan timnya untuk melakukan migrasi SAP secara mandiri dan menyelesaikannya dalam satu minggu.

Dengan menggunakan SAP di AWS, Star Cosmos dapat melakukan pivot manufaktur berdasarkan permintaan untuk mendukung kampanye penjualan dan melindungi pangsa pasarnya. Bahkan, Star Cosmos mampu menghilangkan downtime dengan Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2) yang mendukung aplikasi SAP. “Staff kami memiliki visibilitas yang berjalan di seluruh pabrik sehingga memudahkan kami dalam mengelola perubahan di lini produksi,” ujar Hendryanto.

Selain meningkatkan kontrol produksi dengan Amazon Aurora, perusahaan ini juga mampu memperbaiki pelacakan penjualan. Saat merek Cosmos menjual produk elektronik, produknya diperiksa dan nomor serinya disimpan di SAP. Dengan kecepatan dan skalabilitas dari Amazon Aurora, Star Cosmos mampu menangani dokumentasi database bahkan di saat periode puncak penjualan, di mana jumlah pemindaian harian bisa meningkat dari ratusan menjadi jutaan.

Star Cosmos juga mampu meningkatkan produktivitas manufakturnya secara keseluruhan. Terdapat lebih dari 120 mesin mencetak plastik untuk produk Cosmos. Sebelumnya, performa dan output dari setiap mesin direkam secara manual dan diinput ke SAP, akibatnya bisa terjadi human error beberapa kali dalam seminggu. Kini, dengan AWS IoT Core, sensor di mesin mengirimkan data langsung ke sistem. Hasilnya, Star Cosmos telah mengurangi jumlah kesalahan dan waktu yang dihabiskan untuk memeriksa output secara manual. Hendryanto melanjutkan, “Dengan menjalankan SAP di AWS, kami mampu meningkatkan produksi sekitar 5 persen. Kami berencana untuk memperluas penggunaan AWS IoT, dengan menggabungkan solusi tersebut dalam sistem manajemen gudang, untuk meningkatkan efisiensi.”

Untuk mempelajari lebih lanjut, kunjungi SAP on AWS.