Canva Menskalakan Teks ke Gambar ke 100 Juta Pengguna dengan Cepat Menggunakan Amazon SageMaker

Canva adalah sebuah platform online untuk membuat dan mengedit segala sesuatu mulai dari presentasi hingga postingan media sosial, video, dokumen, dan bahkan situs web. Perusahaan bertujuan untuk mendemokratisasikan pembuatan konten sehingga setiap orang, mulai dari perusahaan hingga blogger skala kecil, memiliki akses ke alat komunikasi visual canggih. Dengan pengembangan program yang menggunakan ML dan AI untuk membuat gambar berdasarkan input teks, membangun fungsi teks-ke-gambar di Canva selaras dengan tujuan organisasi untuk memberdayakan kreativitas dan membuat desain sesederhana mungkin. “Telah terjadi lonjakan signifikan dalam pembuatan konten,” kata Glen Pink, direktur ML di Canva. “Gambar yang dihasilkan AI baru-baru ini bukan lagi menjadi sekadar mainan. Tetapi sekarang gambar tersebut menjadi sesuatu yang benar-benar dapat digunakan sebagai bagian dari proses desain kreatif.”

Ketika seorang teknisi di Canva membuat demo teks-ke-gambar berdasarkan Stable Diffusion—model ML teks-ke-gambar deep learning sumber terbuka yang dirilis pada tahun 2022—perusahaan tersebut berinvestasi untuk mengintegrasikannya dengan Canva. Langkah pertama Pink dalam membuat alat ini adalah dengan beralih ke AWS, karena Canva telah menggunakan layanan dari AWS hampir selama kehadirannya. “Mungkin butuh waktu 6 bulan untuk diterapkan sendiri,” kata Pink. “Saya bahkan tidak tahu cara menangani peningkatan skala dari perspektif perangkat keras.” Memang, tidak mungkin bagi Canva untuk menyiapkan GPU yang cukup guna mewujudkan fungsi teks-ke-gambar tepat pada waktunya untuk memenuhi kebutuhan bisnis.

Dengan menggunakan Amazon SageMaker, Canva dapat mengirimkan fitur teks-ke-gambar baru kepada pengguna dalam waktu 3 minggu. “Itu adalah waktu penyelesaian normal untuk beberapa model,” kata Pink, “tetapi ini melibatkan pekerjaan berat dan teknologi mutakhir. Sebelum menggunakan AWS, Canva tidak dapat mengirimkan model besar, modern, dan mutakhir dengan cepat, dan sekarang kami bisa melakukannya.”

Bukan hanya kecepatan masuk pasar yang menjadi perhatian Canva tetapi, yang lebih penting adalah kepercayaan dan keamanan pengguna. Munculnya karya seni yang dihasilkan oleh AI telah menghadirkan berbagai cara baru bagi pengguna untuk membuat konten yang kontroversial. Dalam beberapa kasus, AI ini bahkan dapat membuat gambar yang bersifat ofensif dengan sendirinya. Untuk memoderasi setiap gambar secara manual, Canva harus mempekerjakan ratusan moderator yang bekerja sepanjang waktu. Oleh karena itu, Canva beralih ke Amazon Rekognition, yang menawarkan kemampuan visi komputer yang sudah terlatih dan dapat disesuaikan untuk mengekstrak informasi dan wawasan dari gambar dan video. “Amazon Rekognition sangat berguna,” kata Pink. “Kami tidak mengizinkan pengguna memasukkan prompt yang berpotensi menghasilkan konten berbahaya, dan kami menggunakan Amazon Rekognition untuk mengidentifikasi gambar eksplisit (NSFW) yang dihasilkan model tersebut.” Jika pengguna memasukkan prompt gambar yang bersifat ofensif, Canva tidak akan memberikan hasil apa pun kepada pengguna. Ada juga opsi bagi pengguna untuk melaporkan gambar yang dihasilkan yang mereka anggap menyinggung.

Canva mengatur urutan pembuatan gambarnya sehingga setelah pengguna memasukkan prompt teks, Canva menggunakan titik akhir Inferensi Waktu Nyata Amazon SageMaker untuk menghasilkan gambar. Ketika gambar dihasilkan, sistem menyaringnya melalui model Amazon Rekognition. Di akhir pipeline, Canva menampilkan pilihan gambar ke pengguna akhir. Dengan teknologi teks-ke-gambar yang mutakhir ini, pengguna dapat menciptakan gambar yang unik dan berkualitas tinggi dalam waktu singkat, tidak lagi dalam hitungan jam atau hari.

Canva sekarang menggunakan Amazon SageMaker untuk lebih dari 60 model ML, yang memengaruhi hampir setiap tahap pembuatan gambar dalam layanan tersebut. “Memberikan model kepada pelanggan, lalu membangun momentum seputar hal tersebut sangatlah penting. Kehadiran AWS sangat penting bagi kami untuk melakukan semua ini," kata Pink. Canva meluncurkan fitur baru yang inovatif ini kepada para penggunanya dengan sangat cepat, terutama karena perusahaan dapat menghemat waktu karyawan dengan menggunakan AWS. Dengan menggunakan AWS, Canva juga dapat mengurangi biaya dengan menghemat investasi perangkat keras yang mahal di awal. “AWS adalah pilihan yang sangat baik untuk penskalaan yang kuat dalam hal pengembalian investasi karena kami dapat melakukan deployment secara efektif dan cepat,” kata Pink.

Dengan lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, Canva berusaha untuk memperluas layanan cerdas yang ditawarkannya bersama dengan basis pengguna globalnya. Perusahaan berencana melanjutkan penggunaan AWS untuk membangun alat ini dalam skala yang dibutuhkan guna melayani pengguna Canva for Teams yang terus bertambah. Penggunaan Amazon SageMaker memudahkan para rekayasawan ML Canva untuk berinovasi dengan cepat dan merancang masa depan kolaborasi tim. "Di sinilah AWS secara aktif terlibat dalam menghadirkan lingkungan yang mendasarinya untuk mendukung berbagai model ML yang sangat berat," ujar Pink.

“Menggunakan AWS, lingkungan Canva ML bekerja dengan sangat baik dalam meningkatkan skala untuk menangani sejumlah besar pengguna,” katanya. “Kami dapat yakin bahwa apa pun yang kami bangun di atas AWS, akan dapat ditingkatkan skalanya”