Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Jawa Barat Menjembatani Kesenjangan Digital Antara Perkotaan dan Pedesaan dengan Aplikasi yang Dibangun di AWS

2021

Meningkatkan Kehidupan di Wilayah Penduduk Terpadat Indonesia

Gangguan digital memberikan dampak terhadap sektor publik sebagaimana halnya perusahaan swasta. Untuk mengatasi tantangan ini pemerintah telah memperbaiki model pelayanan dan menawarkan lebih banyak pendekatan komunikasi dua arah antara warga dan pejabat. Di kawasan Asia-Pasifik, sebuah provinsi di Indonesia telah menghasilkan karya teladan dalam mengaplikasikan teknologi untuk kepentingan publik. Pada tahun 2020 Jabar Digital Service divisi digital dan inovasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapatkan penghargaan khusus untuk ketahanan teknologi dari International Data Corporation.

Meliputi 5.312 desa yang tersebar, Jawa Barat merupakan provinsi terpadat di Indonesia. Namun terdapat kesenjangan digital yang besar antara daerah perkotaan dan pedesaan. Menurut laporan daya saing digital, Jakarta, ibu kota Indonesia, memiliki nilai 79,7 dari 100, sedangkan ibukota Jawa Barat, Bandung, berada di peringkat kedua dengan nilai 55,0 yang  menggambarkan ketimpangan pembangunan antara kota dan daerah. JDS bertujuan untuk mengatasi masalah ini dengan memiliki tiga tujuan antara lain: membuat keputusan berdasarkan data, mengoptimalkan penggunaan TI untuk memperbaiki kehidupan warganya dan menjadi pemerintah daerah yang dinamis melalui transformasi digital dari pelayanan publiknya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat
kr_quotemark

Kami secara aktif mengupayakan outsourcing untuk beberapa pekerjaan pengembangan dan proyek kami ke AWS dan mitranya, untuk bergerak lebih cepat lagi saat kami memperkenalkan layanan publik digital yang baru.”

Setiaji
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Penskalaan Aplikasi Baru di Cloud

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjalankan sebagian besar beban kerja pusat datanya di lokasi sendiri, yang bersertifikasi ISO27001. Namun keterbatasan kapasitas menghalanginya untuk memulai proyek baru di pusat data tanpa harus menambahkan investasi modal pada perangkat keras baru.

Untuk mencari solusi yang lebih terskala mereka pun beralih ke Amazon Web Services (AWS). Model pay-as-you-go dari AWS lebih sejalan dengan program pemerintah yang mempromosikan prinsip kehatian-hatian dalam penggunaan anggaran. Hal ini mempermudah proyek baru untuk disetujui dan memungkinkan pemerintah untuk mengubah anggaran selama proyek berlangsung.

Memfasilitasi Komunikasi dengan Warga Desa

Sejalan dengan visi JDS, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun secara bertahap melakukan modernisasi dengan memperkenalkan aplikasi baru berbasis cloud. Pada 2018, JDS mengembangkan aplikasi layanan publik di iOS dan Android yang dikenal dengan Sapawarga, yang artinya “menyapa warga”. Aplikasi ini digunakan oleh semua kepala RT terpilih, sebuah struktur komunitas yang fundamental di provinsi tersebut. Pemimpin komunitas ini menggunakan aplikasi Sapawarga untuk menyalurkan kebutuhan dan keinginan warga desa secara langsung ke pemerintah provinsi.

Sebelum aplikasi ini dibuat, penduduk desa biasanya mengemudi hingga 5 jam ke ibukota untuk melaporkan masalah secara personal. “Kini kami bisa langsung menyampaikan informasi penting kepada masyarakat luas sekaligus mendapatkan informasi tentang situasi di lapangan, terutama saat terjadi bencana alam, hampir real-time,” ujar Setiaji, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemprov Jawa Barat. Sapawarga juga menyertakan fitur interaktif seperti survei untuk memberikan saran atas program pemerintah. Mekanisme saran ini membantu pejabat Jawa Barat dalam membuat keputusan yang berpusat pada pelanggan dan berdasarkan data saat merumuskan kebijakan publik.

Memberdayakan Engineer dengan Alat Modern

Aplikasi Sapawarga dikembangkan dengan menggunakan kontainer di mana Amazon Elastic Kubernetes Services (Amazon EKS) menjalankan dan membangun infrastruktur di seluruh proyek menggunakan template. Dengan Amazon EKS, para engineer memiliki fleksibilitas untuk menerapkan pembaruan di aplikasi secara bergilir. JDS juga menggunakan Amazon CloudFront sebagai jaringan pengiriman konten yang aman dan Amazon Simple Email Service (Amazon SES) untuk mengirimkan notifikasi email kepada penggunanya.

Berkat alat tersebut dan pelatihan berkelanjutan yang disediakan oleh AWS, kini JDS telah secara mandiri menjalankan pengembangan produk di AWS Cloud dengan tim beranggotakan 26 orang. Setiaji mengutarakan, “Kami tidak memiliki tim infrastruktur yang besar untuk skala proyek yang kami kelola. AWS membantu kami dalam mengoptimalkan manajemen sumberdaya dan memberdayakan karyawan kami dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam mengoperasikan infrastruktur secara efisien di cloud”. Timnya juga dapat mengontrol biaya dengan secara otomatis memotong sumberdaya infrastruktur di malam hari saat aplikasi Sapawarga memiliki traffic pengguna yang rendah.

Mengembangkan Aplikasi Tanggap COVID-19 dalam 16 Hari

Pada Maret 2020 saat pandemi COVID-19 melanda, JDS mengembangkan aplikasi tanggap COVID-19 ini di AWS yang dikenal dengan Pikobar, untuk digunakan oleh publik. Aplikasi ini memiliki 1,14 juta unduhan pada Desember 2020 dan terus menjadi alat garis depan dalam mengendalikan wabah virus. Dengan tingginya volume lalu lintas pengguna, JDS mengimplementasikan Amazon Simple Queue Service (Amazon SQS) untuk mencegah kemacetan dinotifikasi aplikasi dan mesin pemrosesan. Mereka juga menggunakan Amazon Elastic Container Service (Amazon ECS) untuk menangani beban kerja linier tertentu, seperti pendaftaran tes COVID-19 yang lengkap. Hanya perlu 16 hari untuk mengembangkan Pikobar, sebuah proses yang biasanya memakan waktu 2 atau 3 bulan, jika menggunakan infrastruktur di lokasi.
 
“Tanggapan masyarakat terhadap aplikasi Pikobar kami sangatlah positif, karena mereka bisa menggunakan berbagai fitur hanya dalam satu aplikasi,” ujar Setiaji. Pikobar berperan sebagai dasbor dengan 25 fitur berbeda atau sub-aplikasi, yang diandalkan oleh pengguna untuk menavigasi aktivitas sehari-harinya selama pandemi. Fiturnya meliputi pelacakan kontak, pemeriksaan kesehatan, daftar lokasi yang menawarkan pengujian cepat, peta tingkat-infeksi berdasarkan area dan pembuatan laporan isolasi harian di antara aktivitas lainnya.
 
Alat data dan analitik dari AWS juga membantu pemerintah dalam menilai keefektifan kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang bertujuan untuk mencegah pertemuan massal selama pandemi. JDS mengalirkan data lalu lintas jalanan dari aplikasi navigasi GPS Waze, menggunakan Amazon Kinesis, yang menyimpan datanya ke data lake di Amazon Simple Storage Service (Amazon S3) dan menggunakan Amazon Athena untuk membuat kueri dan menganalisis data lalu lintas untuk mendeteksi potensi pelanggaran kebijakan.

Memanfaatkan Jaringan Partner AWS untuk Mempercepat Inovasi

Aplikasi ini hanyalah awal dari perjalanan transformasi digital Jawa Barat di AWS Cloud. Engineer JDS memiliki ide lebih banyak untuk berkontribusi pada sasaran smart-city dari provinsi ini dan akan terus membangun aplikasi AWS Could-native untuk berinovasi dengan cepat.

Para engineer pun tidak harus melakukannya sendiri. JDS menghargai luasnya Jaringan Partner AWS (APN) dan pilihan perangkat-lunak-berbentuk-layanan yang juga bisa dimanfaatkan sebagai pelanggan AWS. “Kami secara aktif mengupayakan outsourcing untuk beberapa pekerjaan pengembangan dan proyek kami ke AWS dan mitranya, untuk bergerak lebih cepat lagi saat kami memperkenalkan layanan publik digital yang baru. Ini sangat berguna bagi sektor publik, di mana anggaran dan staf kami terbatas,” ujar Setiaji.

Pemerintah Jawa Barat bekerja sama dengan AWS untuk keterlibatan warga

Pemerintah Jawa Barat bekerja sama dengan AWS untuk keterlibatan warga

Tentang Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Jawa Barat adalah provinsi terpadat di Indonesia, meliputi 5.312 desa. Pemerintah provinsi ini sedang mengupayakan transformasi digital untuk mengoptimalkan layanan publik, meningkatkan kehidupan warganya dan membuat keputusan berdasarkan data.

Manfaat

  • Mengontrol pengeluaran dengan model pay-as-you-go dan penskalaan otomatis
  • Mengembangkan aplikasi COVID-19 dalam 16 hari, dibandingkan 3 bulan
  • Memungkinkan komunikasi hampir real-time dengan penduduk desa
  • Menggunakan analitik untuk menilai efektivitas dari kebijakan jarak sosial
  • Meningkatkan keterampilan engineer dalam membangun dan menjalankan aplikasi cloud-native secara mandiri

Layanan AWS yang Digunakan

Amazon Elastic Kubernetes Services

Amazon Elastic Kubernetes Service (Amazon EKS) memberi Anda fleksibilitas untuk memulai, menjalankan, dan menskalakan aplikasi Kubernetes di AWS cloud atau on-premise. 

Pelajari lebih lanjut »

Amazon Elastic Container Service

Amazon Elastic Container Service (Amazon ECS) adalah layanan orkestrasi kontainer yang terkelola sepenuhnya. Pelanggan seperti Duolingo, Samsung, GE, dan Cookpad menggunakan ECS untuk menjalankan aplikasi paling sensitif dan misi kritis karena keamanan, keandalan, dan skalabilitasnya.

Pelajari lebih lanjut »

Amazon CloudFront

Amazon CloudFront adalah layanan jaringan pengantaran konten (CDN) cepat yang mengantarkan data, video, aplikasi, dan API kepada pelanggan secara global dengan aman dan dengan tingkat latensi rendah, kecepatan transfer tinggi, semua dalam lingkungan yang ramah developer.

Pelajari lebih lanjut »

Amazon Simple Email Service

Amazon Simple Email Service (SES) adalah layanan email yang hemat biaya, fleksibel, dan dapat diskalakan sehingga memudahkan pengembang untuk mengirim email dari aplikasi apa pun.

Pelajari lebih lanjut »


Memulai

Beragam perusahaan besar dan kecil dari berbagai industri mengubah bisnis mereka setiap hari menggunakan AWS. Hubungi pakar kami dan mulailah perjalanan AWS Cloud Anda sendiri hari ini.