Apa Perbedaan antara JSON dan XML?

JSON dan XML adalah representasi data yang digunakan dalam pertukaran data antaraplikasi. JSON adalah format pertukaran data terbuka yang dapat dibaca baik oleh manusia maupun mesin. JSON bersifat independen dari setiap bahasa pemrograman dan merupakan output API umum dalam berbagai aplikasi. XML adalah bahasa markah yang menyediakan aturan untuk menentukan data apa pun. XML menggunakan tanda untuk membedakan antara atribut data dan data aktual. Meskipun kedua format tersebut digunakan dalam pertukaran data, JSON adalah opsi yang lebih baru, lebih fleksibel, dan lebih populer.

Baca tentang JSON »

Baca tentang XML »

Apa saja persamaan antara JSON dan XML?

Baik JSON maupun XML memiliki format serialisasi data. Keduanya memungkinkan Anda untuk bertukar data di berbagai aplikasi, platform, atau sistem dengan cara yang terstandardisasi.

Bahasa dan platform pemrograman yang berbeda merepresentasikan data yang sama secara berbeda. Misalnya, aplikasi Java menggunakan objek data sedangkan aplikasi Python menggunakan kamus untuk menyimpan informasi tentang entitas dunia nyata yang sama. Untuk bertukar data di antara keduanya, Anda dapat mengambil langkah-langkah berikut:

  1. Konversi objek Java ke XML atau JSON
  2. Transmisikan file XML atau JSON melalui jaringan
  3. Konversi kembali XML atau JSON ke kamus Python

 

Konversi dibangun ke dalam pustaka bahasa, dan hal ini memungkinkan pemrogram untuk menulis aplikasi yang saling berkomunikasi menggunakan API. Selain itu, kedua format tersebut sudah terdeskripsikan secara mandiri sehingga Anda dapat membaca serta mengedit file JSON dan XML dalam editor teks apa pun.

Meskipun XML adalah teknologi yang lebih lawas, baik JSON maupun XML masih umum digunakan.

Representasi data: JSON vs. XML

XML merepresentasikan data dalam pola pohon sementara JSON menggunakan pasangan kunci-nilai. Contoh berikut menampilkan informasi yang sama dalam kedua representasi data. 

Contoh: Dokumen JSON

Contoh berikut menampilkan nama tiga tamu dalam JSON.

{"guests":[

  { "firstName":"John", "lastName":"Doe" },

  { "firstName":"María", "lastName":"García" },

  { "firstName":"Nikki", "lastName":"Wolf" }

]}

Contoh: Dokumen XML

Contoh berikut menampilkan nama tiga tamu dalam XML.

<guests>

  <guest>

    <firstName>John</firstName> <lastName>Doe</lastName>

  </guest>

  <guest>

    <firstName>María</firstName> <lastName>García</lastName>

  </guest>

  <guest>

    <firstName>Nikki</firstName> <lastName>Wolf</lastName>

  </guest>

</guests>

Perbedaan utama: JSON vs. XML

Meskipun JSON dan XML memiliki tujuan yang sama, keduanya memiliki beberapa perbedaan utama. Memahami perbedaan ini akan membantu Anda memutuskan mana yang lebih bermanfaat untuk kasus penggunaan Anda.

Sejarah

XML Working Group menyusun XML pada tahun 1996 dan merilis versi awal pada tahun 1998. Mereka menghasilkan XML dari Standard Generalized Markup Language (SGML). Setelah memperkenalkan HTML pada tahun 1998, mereka mengembangkan XML sebagai alat serialisasi data.

Douglas Crockford dan Chip Morningstar merilis JSON pada tahun 2001. Mereka menghasilkan JSON dari JavaScript.

Format

JSON menggunakan pasangan kunci-nilai untuk membuat struktur seperti peta. Kuncinya adalah string, yang akan mengidentifikasi pasangan. Nilainya adalah informasi yang Anda berikan pada kunci tersebut. Misalnya, kita memiliki “NumberProperty”: 10. Di sini, “NumberProperty” adalah kuncinya dan 10 adalah nilainya.

Sebaliknya, XML adalah bahasa markah—subset dari SGML dengan struktur yang mirip dengan HTML. XML menyimpan data dalam struktur pohon yang menyajikan lapisan informasi yang dapat Anda ikuti dan baca. Pohon ini dimulai dengan elemen akar (induk) sebelum memberikan informasi tentang elemen anak. Struktur ekspansif ini sangat membantu untuk memuat banyak variabel dan konfigurasi dinamis. 

Syntax

Sintaksis yang digunakan dalam JSON lebih padat dan lebih mudah ditulis serta dibaca. Ini memungkinkan Anda untuk mendefinisikan objek dengan mudah.

XML lebih bertele-tele dan mengganti karakter-karakter tertentu untuk referensi entitas. Misalnya, alih-alih menggunakan karakter <, XML menggunakan referensi entitas &it;. XML juga menggunakan tanda akhiran, yang membuatnya menjadi lebih panjang daripada JSON.

Penguraian

Anda harus mengurai XML dengan pengurai XML yang sering kali memperlambat dan mempersulit proses.

Anda dapat mengurai JSON dengan fungsi JavaScript standar, yang lebih mudah diakses. Karena perbedaan sintaksis dan ukuran file-nya, Anda juga dapat mengurai JSON dalam waktu yang lebih cepat daripada XML.

Dokumentasi skema

Dokumentasi skema mendeskripsikan tujuan dari sebuah file, yang memberi tahu Anda kegunaannya.

Dokumen XML memiliki tautan ke skemanya di header. Skema ini juga dalam format XML, yang memungkinkan Anda untuk membaca apa yang ingin Anda temukan dalam file. Anda kemudian dapat memvalidasi dokumen pada skema serta memeriksa apakah semuanya telah dimuat dengan benar dan tanpa kesalahan.

JSON juga memungkinkan Anda untuk menggunakan skema. Namun, JSON lebih sederhana dan memungkinkan fleksibilitas yang lebih baik.

Dukungan tipe data

JSON hanya mendukung ragam tipe data yang terbatas, seperti string, angka, dan objek. JSON juga dapat mendukung array Boolean, yang tidak dapat dilakukan oleh XML tanpa menambahkan tanda tambahan.

Namun, XML lebih fleksibel serta mendukung tipe data yang kompleks seperti data biner dan stempel waktu. 

Kemudahan penggunaan

Sebagai bahasa markah, XML lebih kompleks dan membutuhkan struktur tanda.

Sebaliknya, JSON adalah format data yang merupakan kepanjangan dari JavaScript. JSON tidak menggunakan tanda, sehingga membuatnya lebih padat dan lebih mudah dibaca oleh manusia. JSON dapat merepresentasikan data yang sama dalam ukuran file yang lebih kecil untuk transfer data yang lebih cepat.

Keamanan

Penguraian JSON lebih aman daripada XML.

Struktur XML rentan terhadap modifikasi yang tidak sah, yang memunculkan risiko keamanan yang dikenal sebagai injeksi entitas eksternal XML (external entity injection/XXE). XML juga rentan terhadap deklarasi tipe dokumen eksternal (external document type declaration/DTD) yang tidak terstruktur. Anda dapat mencegah kedua masalah ini dengan mematikan fitur DTD ketika transmisi. 

Kapan sebaiknya menggunakan: JSON vs. XML

Jika Anda ingin menyimpan beberapa tipe data yang berbeda dengan banyak variabel, XML adalah pilihan yang lebih baik. XML memeriksa kesalahan dalam data kompleks secara lebih efisien daripada JSON karena XML berfokus pada penyimpanan data dengan cara yang mudah untuk dapat dibaca mesin. XML juga memiliki rangkaian alat serta pustaka yang lebih matang dan dapat bekerja lebih baik dengan sistem warisan.

 

Di sisi lain, JSON didesain untuk pertukaran data dan menyediakan format yang lebih sederhana serta ringkas. JSON juga meningkatkan performa dan kecepatan komunikasi.

JSON umumnya merupakan pilihan yang lebih baik untuk API, aplikasi seluler, dan penyimpanan data sedangkan XML lebih cocok untuk struktur dokumen kompleks yang memerlukan pertukaran data.

Ringkasan perbedaan: JSON vs. XML

 

JSON

XML

Kepanjangan

JSON adalah singkatan dari JavaScript Object Notation.

XML adalah singkatan dari Extensible Markup Language. 

Sejarah

Douglas Crockford dan Chip Morningstar merilis JSON pada tahun 2001.

XML Working Group merilis XML pada tahun 1998.

Format

JSON menggunakan struktur seperti peta dengan pasangan kunci-nilai.

XML menyimpan data dalam struktur pohon dengan namespace untuk kategori data yang berbeda.

Syntax

Sintaksis JSON lebih padat dan lebih mudah dibaca serta ditulis.

Sintaksis XML mengganti beberapa karakter untuk referensi entitas sehingga membuatnya menjadi lebih bertele-tele.

Penguraian

Anda dapat mengurai JSON dengan fungsi JavaScript standar.

Anda perlu mengurai XML dengan pengurai XML.

Dokumentasi skema

JSON bersifat sederhana dan lebih fleksibel.

XML bersifat kompleks dan kurang fleksibel.

Tipe data

JSON mendukung angka, objek, string, dan array Boolean.

XML mendukung semua tipe data JSON dan tipe-tipe tambahan, seperti Boolean, tanggal, citra, dan namespace.

Kemudahan penggunaan

JSON memiliki ukuran file yang lebih kecil dan transmisi data yang lebih cepat.

Struktur tanda XML lebih kompleks untuk ditulis dan dibaca sehingga menghasilkan file yang memakan banyak ruang.

Keamanan

JSON lebih aman dibandingkan dengan XML.

Anda harus mematikan DTD ketika bekerja dengan XML untuk memitigasi potensi risiko keamanan.

Bagaimana AWS dapat mendukung kebutuhan JSON dan XML Anda?

Semua layanan integrasi data AWS (Amazon Web Services) dapat memproses file JSON dan XML. Berikut adalah tiga layanan AWS yang relevan:

  • AWS Glue adalah layanan integrasi data nirserver yang dapat Anda gunakan untuk menemukan, menyiapkan, dan menggabungkan data untuk analitik, machine learning, dan pengembangan aplikasi.
  • Amazon SQS (Simple Queue Service) adalah layanan antrean pesan yang terkelola sepenuhnya yang dapat Anda gunakan untuk mengirimkan, menyimpan, serta menerima pesan antara komponen-komponen perangkat lunak pada volume berapa pun. Pesan Amazon SQS dapat memuat hingga 256 KB teks data, termasuk XML, JSON, dan teks tak berformat.
  • Amazon Kinesis memudahkan pengumpulan, pemrosesan, dan analisis data streaming secara waktu nyata. Anda dapat memperoleh wawasan secara tepat waktu dan bereaksi secara cepat terhadap informasi baru. Anda dapat mengalirkan, mentransformasikan, dan menganalisis data XML secara waktu nyata dengan Kinesis.

Selain itu, Amazon DocumentDB (dengan kompatibilitas MongoDB) adalah sebuah basis data dokumen JSON native yang terkelola sepenuhnya. Amazon DocumentDB memudahkan dan menghemat biaya operasi beban kerja dokumen penting pada hampir semua skala tanpa perlu mengelola infrastruktur.

Mulai menggunakan JSON dan XML di AWS dengan membuat akun gratis sekarang juga.