Apa perbedaan antara MongoDB dan MySQL?

MongoDB dan MySQL adalah dua sistem manajemen basis data yang dapat Anda gunakan untuk menyimpan dan mengelola data. MySQL adalah sistem basis data relasional yang menyimpan data dalam format tabel terstruktur. Sebaliknya, MongoDB menyimpan data sebagai dokumen JSON dalam format yang lebih fleksibel. Keduanya menawarkan performa dan skalabilitas, tetapi mereka memberikan performa yang lebih baik untuk kasus penggunaan yang berbeda.

Baca tentang MySQL »

Baca tentang MongoDB »

Apa saja persamaan antara MongoDB dan MySQL?

MySQL dan MongoDB adalah sistem manajemen basis data. Keduanya menyimpan data dan memiliki UI dan bahasa kueri bawaan sehingga Anda dapat menambahkan, mengedit, memodifikasi, dan menganalisis data.

Lisensi sumber terbuka

MySQL dan versi awal MongoDB keduanya memiliki lisensi sumber terbuka. Anda dapat mengunduh versi sumber terbuka secara gratis. Kemudian Anda dapat mengubah kode berdasarkan kebutuhan Anda.

MySQL berada di bawah GNU Lisensi Publik Umum. Semua versi MongoDB yang dirilis sebelum 16 Oktober 2018 tersedia di bawah Lisensi Publik Umum GNU Affero.

Dukungan pengindeksan

MySQL dan MongoDB menggunakan pengindeksan untuk meningkatkan kecepatan kueri dan performa. Indeks adalah struktur basis data yang menautkan ke data yang sering diakses. Indeks membantu menemukan dan mengambil data dengan sangat cepat.

Platform basis data MySQL dan MongoDB keduanya menggunakan indeks hash, indeks B-tree, dan beberapa lainnya.

Antarmuka yang ramah pengguna

MongoDB dan MySQL mudah digunakan. Keduanya menawarkan bahasa kueri berbasis bahasa alami untuk memperbarui dan membaca data. Keduanya juga menawarkan antarmuka pengguna grafis (GUI) untuk mengelola dan menganalisis data secara lebih visual.

Bahasa pemrograman

MySQL dan MongoDB kompatibel dengan berbagai bahasa pemrograman yang sama. Anda dapat menggunakan Java, Python, Node.js, PHP sisi server, Ruby, dan C# dengan MongoDB dan MySQL.

Keamanan

Baik MySQL maupun MongoDB menggunakan autentikasi, kontrol akses, dan enkripsi untuk memastikan keamanan basis data mereka. Keduanya menggunakan enkripsi TLS/SSL untuk melindungi data bergerak dan diam. Keduanya juga memungkinkan Anda untuk menentukan tingkat akses pengguna yang berbeda.

Dokumentasi dan dukungan komunitas

MySQL dan MongoDB masing-masing memiliki dokumentasi resmi yang detail di situs web mereka. Tutorial, manual, dan panduan mereka berisi instruksi lengkap untuk menginstal, mengonfigurasi, dan menjalankan tugas operatif.

MongoDB dan MySQL juga memiliki komunitas developer aktif untuk menjawab pertanyaan dan membantu Anda memecahkan masalah. Keduanya juga menawarkan edisi korporasi dengan dukungan khusus untuk kebutuhan spesifik Anda. 

Perbedaan utama: MongoDB vs. MySQL

MySQL adalah sistem manajemen basis data relasional, sedangkan MongoDB adalah sistem basis data NoSQL. Anda dapat membaca lebih lanjut mengenai hal ini di halaman Apa itu Basis Data Relasional? dan Apa itu NoSQL?.

MySQL menggunakan SQL, yang sudah digunakan oleh sebagian besar developer. Sebaliknya, MongoDB menggunakan Bahasa Kueri MongoDB (MQL). Meskipun MQL dan SQL memiliki persamaan, MQL biasanya membutuhkan sedikit usaha ekstra untuk dipelajari. 

Selanjutnya, kita membahas beberapa perbedaan utama lainnya.

Model data

MySQL adalah sistem basis data relasional yang menyimpan data dalam kolom, baris, dan tabel. Anda menyimpan data dalam baris, dengan setiap kolom menunjukkan jenis data yang berbeda. Anda kemudian menentukan hubungan di antara data dengan menggunakan kunci asing dan kunci primer. Setiap tabel memiliki kunci primer yang Anda gunakan untuk mengidentifikasinya, sedangkan kunci asing membuat hubungan.

MongoDB adalah basis data berorientasi dokumen yang menyimpan semua data sebagai dokumen Binary JSON (BSON). BSON memungkinkan Anda untuk membuat serial berbagai bentuk data. Menggunakan dokumen BSON memungkinkan Anda menyimpan data yang tidak terstruktur, semiterstruktur, dan terstruktur. Alih-alih skema basis data, MongoDB menggunakan pendekatan yang fleksibel sehingga dokumen tersimpan dalam koleksi.

Skalabilitas

Dalam sistem basis data MySQL, opsi yang tersedia untuk penskalaan sifatnya terbatas. Anda dapat memilih dari opsi berikut ini:

  • Skalabilitas vertikal dengan menambahkan lebih banyak sumber daya ke server basis data saat ini
  • Replikasi baca dengan membuat salinan hanya baca dari basis data di server lain

Replikasi baca dibatasi hingga maksimal lima salinan. Replika juga dapat tertinggal di belakang salinan utama, yang menyebabkan masalah performa pada skala besar. Skalabilitas vertikal juga terbatas pada infrastruktur yang Anda gunakan. 

Sebaliknya, desain MongoDB menawarkan keuntungan yang signifikan dalam hal skalabilitas. MongoDB memiliki dua fitur utama untuk penskalaan:

  • Set replika—kelompok server MongoDB yang menyimpan data identik
  • Sharding—bagian yang berbeda dari data Anda yang didistribusikan di server yang berbeda

MongoDB memungkinkan Anda untuk membuat klaster serpihan sehingga bagian dari data Anda direplikasi di beberapa server. Misalnya, jika Anda memiliki sejumlah besar catatan pelanggan, Anda dapat mendistribusikannya sehingga nama dari A-J dan nama dari K-Z berada di set replika mereka sendiri. Dengan demikian, MongoDB dapat menskalakan secara horizontal untuk mengoptimalkan performa baca dan tulis pada skala besar.

Performa

MySQL dirancang untuk menerapkan penggabungan beperforma tinggi di beberapa tabel yang diindeks dengan tepat. Namun, hal ini mengharuskan data untuk dimasukkan baris demi baris sehingga performa tulis lebih lambat.

Dokumen MongoDB mengikuti model data hirarkis dan menyimpan sebagian besar data dalam satu dokumen yang mengurangi kebutuhan penggabungan di beberapa dokumen. Penggabungan didukung melalui operasi $lookup, tetapi performanya tidak optimal. Namun, MongoDB menawarkan API insertMany() untuk memasukkan data dengan cepat sehingga memprioritaskan performa tulis. 

Fleksibilitas

Sebagai sistem manajemen basis data relasional, MySQL memiliki struktur yang lebih kaku dari MongoDB. MySQL menggunakan skema tetap dan mengatur data ke dalam baris dan tabel. Anda harus menyusun data dan memasukkannya ke dalam sistem tabular untuk menggunakan MySQL. 

Dengan menyimpan data sebagai dokumen JSON, MongoDB memungkinkan Anda membuat aplikasi yang rumit dengan banyak tipe data yang berbeda. Misalnya, Anda dapat membuat bidang baru dengan memperbarui bidang susunan nested. Anda juga dapat menggunakan alur agregasi—fitur MongoDB yang memungkinkan Anda mengubah data dengan menggabungkan beberapa operasi menjadi satu alur kerja.

Kontrol akses

Dalam MongoDB, Anda dapat mengontrol akses pada tingkat operasi, koleksi, atau basis data. MongoDB menggunakan sertifikat Kerberos, X.509, dan LDAP untuk mengautentikasi pengguna. Sebaliknya, MySQL memungkinkan Anda untuk membatasi akses pengguna pada tingkat pengguna, basis data, dan tabel. MySQL menggunakan sistem autentikasinya sendiri. MySQL menyajikan kerentanan keamanan tambahan dalam serangan injeksi SQL, yang dihindari oleh pendekatan bebas skema MongoDB.

Waktu penggunaan: MongoDB vs. MySQL

Format penyimpanan data dalam MySQL membuatnya cocok untuk penggudangan data dan pemrosesan analitis online. Hal ini sesuai dengan ACID, yang berarti transaksi bersifat atomik, konsisten, terisolasi, dan stabil. Dengan ini, MySQL berguna ketika Anda bekerja dengan transaksi yang kompleks, seperti dalam kasus e-commerce, transaksi, dan keuangan.

Data yang sangat terstruktur dan pengindeksan MySQL juga membuatnya cocok untuk kueri ad hoc. Kueri ad hoc biasanya dilakukan oleh pengguna akhir atau analis data yang memerlukan akses cepat ke data yang tidak tersedia melalui laporan atau kueri yang telah ditentukan.

Di sisi lain, MongoDB merupakan basis data NoSQL. Oleh karena itu, lebih tepat jika Anda bekerja dengan data tidak terstruktur dalam kasus penggunaan, seperti jejaring sosial, media, atau Internet untuk Segala (IoT). Karena MongoDB tidak memiliki skema, MongoDB merupakan pilihan yang tepat untuk menangani data yang terus berubah dan berkembang. 

Ringkasan perbedaan: MongoDB vs. MySQL

 

MongoDB

MySQL

Model data

MongoDB menyimpan data dalam dokumen JSON, kemudian mengaturnya berdasarkan koleksi.

MySQL menyimpan data dalam kolom dan baris. Penyimpanan data bersifat tabular dan relasional.

Skalabilitas

MongoDB menggunakan replikasi dan serpihan untuk menskalakan secara horizontal.

MySQL menggunakan penskalaan vertikal dan replika baca untuk meningkatkan performa pada skala besar.

Bahasa kueri

MongoDB menggunakan Bahasa Kueri MongoDB. 

MySQL menggunakan SQL.

Performa

MongoDB unggul dalam memasukkan atau memperbarui catatan dalam jumlah besar.

MySQL lebih cepat saat menyeleksi catatan dalam jumlah besar.

Fleksibilitas

MongoDB tidak memiliki skema sehingga menghadirkan fleksibilitas yang lebih tinggi dan memungkinkannya untuk bekerja dengan data yang tidak terstruktur, semiterstruktur, dan terstruktur.

MySQL memiliki skema kaku yang bekerja dengan baik saat menangani data terstruktur.

Keamanan

MongoDB menggunakan sertifikat Kerberos, X.509, dan LDAP untuk mengautentikasi pengguna. 

MySQL menggunakan metode autentikasi bawaan.

Bagaimana AWS dapat membantu kebutuhan MongoDB dan MySQL Anda?

Amazon Web Services (AWS) menawarkan beberapa layanan untuk kebutuhan MongoDB dan MySQL Anda.

Amazon DocumentDB (dengan kompatibilitas MongoDB) adalah sebuah basis data dokumen JSON native yang terkelola penuh. Amazon DocumentDB memudahkan dan menghemat biaya operasi beban kerja dokumen penting pada hampir semua skala tanpa perlu mengelola infrastruktur. Amazon DocumentDB menyederhanakan arsitektur dengan menyediakan praktik terbaik keamanan bawaan, pencadangan berkelanjutan, dan intergrasi native dengan layanan AWS lain.

Amazon Relational Database Service (Amazon RDS) adalah kumpulan layanan terkelola penuh yang mempermudah penyiapan, pengoperasian, dan penskalaan basis data relasional di cloud. Amazon RDS mendukung tujuh mesin populer, salah satunya adalah MySQL. Amazon RDS for MySQL mendukung MySQL Community Edition versi 5.7 dan 8.0.

Anda juga dapat memilih solusi kami yang berpusat pada cloud, yaitu Amazon Redshift, alih-alih MySQL. Amazon Redshift menggunakan SQL untuk menganalisis data terstruktur dan semi terstruktur di seluruh gudang data, basis data operasional, dan danau data, yang menggunakan perangkat keras yang dirancang AWS dan machine learning untuk memberikan performa harga terbaik di berbagai skala.

Anda mendapatkan banyak manfaat saat menggunakan Amazon Redshift:

  • Memecah silo data dan mendapatkan wawasan waktu nyata ke semua data Anda
  • Mendapatkan performa hingga lima kali lipat dibandingkan gudang data cloud lainnya
  • Mendapatkan wawasan data dalam hitungan detik tanpa mengkhawatirkan manajemen infrastruktur data

Mulai MongoDB dan MySQL di AWS dengan membuat akun sekarang juga.